Keikhlasan


Setapak demi setapak engkau berjalan
Menyusuri bukit lembah dan hujan
Panas terik engkau lalui
Hujan badai engkau sebrangi
Tanpa mengenal rasa lelah
kami terus engkau bimbing
entah betapa sombong diri kami
keluh kesah yang engkau rasakan
hanya kesabaran yang terpancar
terima kasihku ucapkan

2 Responses so far.

  1. Unknown says:

    mengingatkanku kepada murrobi ku dulu...
    jalan berbukit dan berkelok2 bukanlah apa.
    dilaluinya dengan senyuman..
    terjalnya aspal yang telah menjelma menjadi bebatuan kecil bukanlah suatu halangan..
    terkadang gerimis membelainya...
    namun tetap lah bukan suatu yang dapat menghentikan langkahnya..
    hatinya di penuhi gelorra membara dengan azzam berlapis baja..
    matanya yang sayu berapi2 oleh semangatnya menemui kami, anak2 didiknya...
    dalam jalannya,..
    ia tak lelah2nya berdzikir menyeru asmaNya,...
    Nya yang begitu ia cintai lebih dari apapun di dunia ini...
    Nya yang telah mempertemukan kami dan menumbuhkan rasa cinta antara kami...
    terkadang dalam dzikirnya terselip doa2nya untuk kami...
    hingga lebahpun malu2 mencuri dengar doa sederhana itu....
    "ya Allah...ijnkan kami bersama tetap dalam dekapan kasihMu mengetuk pintu JannahMu...dan janganlah sesekali terpisah diantara kami, namun tambahkanlah jumlah kami.. ya Allah.. ijin kan hamba menemui mereka dalam majelis yang membuat para malaikatMu mendoakan atas kami. majelis yang menggelora kan asmaMu.."
    dan kupu2 pun ikut mendoakan nya dalam tarian dzikirnya "ya ALlah..kabulkan doa nya..sungguh betapa mulia hati nya dan semua hanya untuk umat ini dan Engkau..amien"
    Allah pun berbesar hati mengabulkan doa2 hambanya..
    di ijinkannya hujan berhenti agar tak membuat jalanan licin dan pandangan kabur.. di ijinkannya awan hitam kembali pulang, agar mentari mampu membagi semangatnya bersama murrobi sederhana itu....
    dan sampailah ia di majelis yang ia nanti2 harap cemas...
    "mbak arii...assalamu'alaykum,,,.. mbak.. gmana nih...yg dtg cuma 4. yg 5 ijin. yg 10 gtw kmn...."
    kecewa, itu yang terpikir oleh kami.
    namun murrobi sederhana itu tetap tersenyum dan berucap,"ya sudah..tak apa..besok teman2Y di ajak lagi ya... ayo kita mulai liqo'nya. siapa yang jadi MC??kultum??"
    begitulah ia...
    seorang sederhana dengan senyum yang khas dan mata sayu..
    dan hal ini terus berlanjut...
    tanpa ia lelah mendoa kan kami...
    betapa ia tanpa lelah tersenyum dan memaklumi kenakalan kami....

  2. Ramadhani says:

    hehe.... sama ini juga ku tunjukan untuk merobbi q, sungguh mulia perjuangan beliau..
    hanya bisa membalas dengan perbuatan bukan dengan yang lain....

Leave a Reply